3 research outputs found

    Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen yang melibatkan satu kelas eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan keefektifan pembelajaran ditinjau dari tiga aspek, yaitu: ketuntasan belajar secara klasikal, aktivitas siswa, dan respon siswa. Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika paling sedikit tiga dari empat aspek di atas terpenuhi, dengan syarat aspek aktivitas siswa dan ketuntasan belajar secara klasikal terpenuhi. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design, yaitu sebuah eksperimen yang melibatkan satu kelompok yang diberi pre-test (O1), diberi suatu treatment (X) dan diberi post-test (O2). Penelitian dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada akhir pokok bahasan, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan dan saran siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa: (1) skor rata-rata hasil belajar matematika siswa adalah 85,113 dan berada pada kategori tinggi dengan standar deviasi 11,09 dimana skor terendah yang diperoleh 50,91 dan skor tertinggi 100,00 dari skor ideal 100. Dari hasil tersebut diperoleh 28 siswa atau 87,5% mencapai ketuntasan individu dan ini berarti bahwa ketuntasan secara klasikal tercapai; (2) rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan; (3) angket respon siswa menunjukkan 91,56% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT); (4). Berdasarkan hasil penelitian maka model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa

    Meningkatkan Hasil Belajar Mata Kuliah Matematika Diskrit melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Enelitian yang ilakukan secara kolaboratif antara osen model (pengajar)dan dosen pengamat (observer). Tujuan  yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil Belajar Mata Kuliah Matematika Diskrit Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Unismuh Makassar melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match. Penelitian ini dilakukan bersiklus, yaitu melalui tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Pada tahap perencanaan (planning) ini dikembangkan perangkat perkuliahan. Proses pengembangan perangkat melalui fase penyusunan draft, validasi, dan revisi. Selain itu, pada tahap tindakan (action) perangkat perkulihan yang suddah dikembangkan digunakan dalam proses perkuliahan. Pada tahap pengamatan (observation) selama proses perkulihan dilakukan observasi terhadap mahasiswa dan dosen beserta interaksi yang terjadi. Pada tahap refleksi (reflection) Hasil observasi terhadap mahasiswa dan dosen dibawah ke pertemuan tim peneliti untuk dianalisis. Hasil analisis dijadikan sebagai bahan perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Instrumen yang diunakan dalam penelitian meliputi jurnal harian, lembar observasi aktivitas mahasiswa, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, tes hasil belajar dan angket respon mahasiswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa mahasiswa semakin aktif. Hasi tes menunjukkan sebelum perlakuan dari 33 mahasiswa, tidak ada mahasiswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75, sedangkan setelah perlakuan sebanyak 28 atau 84,84% mencappai KKM, meskipun belum ada yang memperoleh nilai ideal 100. Mahasiswa juga memberikan respon positif terhadap model pembalajaran yang diterapkan
    corecore